Kalcerbola.com – Kabar mengejutkan datang dari markas Manchester United. Pelatih anyar Ruben Amorim dikabarkan marah besar kepada para pemainnya usai kekalahan memalukan dari Newcastle United di Premier League akhir pekan lalu.
Kekalahan dengan skor telak 1-4 itu memperpanjang puasa kemenangan Setan Merah sejak jeda internasional. Situasi ini membuat tensi di ruang ganti memanas dan akhirnya meledak dalam sebuah rapat darurat yang digelar Amorim.
Menurut laporan Centre Devils, pelatih asal Portugal itu membatalkan sesi temu fans yang sebelumnya dijadwalkan bersama anak-anak hanya demi menggelar pertemuan penting di Carrington pada Senin pagi (14/4/2025) waktu setempat.
Manchester United Dapat Ultimatum, Amorim Siap Depak Pemain
Dalam pertemuan tersebut, Ruben Amorim tak menahan amarahnya. Ia melontarkan kritik keras terhadap performa seluruh skuad Manchester United. Tak satu pun pemain diberi kesempatan untuk bicara; sang pelatih ingin menunjukkan bahwa ini bukan waktunya mencari pembelaan.
Amorim merasa para pemain tampil jauh di bawah ekspektasi, terutama saat menghadapi Newcastle. Ia menyebut banyak pemain yang seolah tak memiliki semangat bertanding dan gagal menunjukkan kualitas terbaik mereka.
Dalam rapat tersebut, Amorim memberikan ultimatum. Ia menegaskan bahwa para pemain hanya memiliki waktu hingga akhir musim untuk membuktikan diri. Jika performa tak kunjung membaik, ia siap merombak total skuad pada bursa transfer musim panas mendatang.
Hadapi Laga Penentuan Kontra Lyon
Setelah situasi panas itu, Amorim langsung mengalihkan fokus tim ke pertandingan penting selanjutnya. Manchester United akan menjamu Lyon di Old Trafford dalam leg kedua perempat final Liga Europa 2024/25.
Laga yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat (19/4/2025) dini hari WIB ini bakal jadi penentu nasib MU di kompetisi Eropa. Amorim berharap timnya bisa menunjukkan reaksi positif dan mempersembahkan kemenangan untuk mengembalikan kepercayaan fans.
Dengan tensi tinggi dan ancaman perubahan besar dari sang pelatih, duel kontra Lyon tak sekadar laga biasa. Ini bisa jadi momen kebangkitan atau awal dari revolusi besar di tubuh Manchester United.
Source
